*MENYELAMI
AYAT-AYAT MAKIAH DAN MADANIYAH (4)*
Oleh :
Misbahudin
*Ayat-Ayat Madaniyah Yang Menyerupai Ayat
Makiyah*
Para ‘ulama memberikan sebuah penjelasan
bahwa yang di maksud dengan ayat madaniyah tetapi menyerupai ayat makiyah
adalah di lihat dari perfektif uslub
gaya bahasanya, keunikan dan karakteristik secara umum mirip surat makiyah.
Contohnya adalah firman Allah dalam surat Al-Anfal, turun di Madinah. Tetapi terdapat
ayat di dalamnya yang memiliki ciri-ciri umum ayat makiyah yaitu ayat 32.
وَاِذْ قَالُوا
اللهم اِنْ كَانَ هٰذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَاَمْطِرْ عَلَيْنَا
حِجَارَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ اَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ
“Dan
(ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Ya Allah, jika
(Al-Qur’an) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari
langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”
Ciri khas dari karakteristik tipikal ayat-ayat
makiyah adalah kaum musyrikin meminta
disegerakan di datangkan adzab bagi mereka.
Oleh karena itu ayat ini dimasukan kedalam contoh dari pembasan ayat
madaniyah yang menyerupai ayat makiyah.
Ayat-Ayat Makiyah Yang Menyerupai Ayat
Madaniyah
Maksud dari ayat makiyah yang menyerupai ayat
madaniyah adalah kebalikan dari yang diatas, yaitu ayat makiyah tetapi secara
corak karakteristik mirip tipikal ayat madaniyah, para ‘ulama memberikan sebuah
contoh dalam surat An-Najm ayat 32.
اَلَّذِيْنَ
يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰۤىِٕرَ الْاِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ اِلَّا اللَّمَمَۙ اِنَّ
رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِۗ هُوَ اَعْلَمُ بِكُمْ اِذْ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ
الْاَرْضِ وَاِذْ اَنْتُمْ اَجِنَّةٌ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْۗ فَلَا
تُزَكُّوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقٰى ࣖ
“Yaitu)
mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali kesalahan-kesalahan
kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia mengetahui tentang kamu,
sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut
ibumu. Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang
yang bertakwa”.
Imam As-suyuti berkata, “Sesungguhnya
perbuatan keji setiap dosa yang padanya ada hukum had (sanksi), dan dosa besar
adalah adalah setiap dosa yang
berakibat neraka, dan dosa kecil adalah
antara dua batas dosa-dosa diatas, dan tidak ada di mekah itu, hukum had yang diberlakukan atau yang serupa
dengannya” (Al-Itqan:1/18).
Ayat Makiyah Yang Dibawa Ke Madinah
Para ulama memberikan sebuah contoh untuk
ayat makiyah yang di bawa ke Madinah adalah surat surat al-a’la ayat satu,
سَبِّحِ اسۡمَ
رَبِّكَ الۡاَعۡلَىۙ
“Sucikanlah
nama Tuhanmu Yang Mahatinggi”,
Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits
Al-Bara ibnu ‘azibi
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي
إِسْحَاقَ قَالَ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
أَوَّلُ مَنْ قَدِمَ عَلَيْنَا مُصْعَبُ بْنُ عُمَيْرٍ وَابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ
وَكَانَا يُقْرِئَانِ النَّاسَ فَقَدِمَ بِلَالٌ وَسَعْدٌ وَعَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ
ثُمَّ قَدِمَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فِي عِشْرِينَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَا رَأَيْتُ أَهْلَ الْمَدِينَةِ فَرِحُوا بِشَيْءٍ
فَرَحَهُمْ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى جَعَلَ
الْإِمَاءُ يَقُلْنَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَمَا قَدِمَ حَتَّى قَرَأْتُ سَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى فِي سُوَرٍ مِنْ
الْمُفَصَّلِ
Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Ghundar telah
menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abu Ishaq ia berkata; aku mendengar Al
Bara’ bin ‘Azib radliallahu ‘anhu berkata; “Orang yang pertama datang
kepada kami (dari kaum Muhajirin) adalah Mush’ab bin ‘Umair dan Ibnu Ummi
Maktum. Keduanya membacakan al-Qur’an kepada orang-orang. Kemudian Bilal, Sa’ad
dan ‘Ammar bin Yasir. Setelah itu datang pula ‘Umar bin Al Khaththab dalam
rombongan berjumlah sepuluh orang dari shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Setelah itu datang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Aku tidak
pernah melihat penduduk Madinah bergembira sebagaimana gembiranya mereka dengan
kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga para budak wanita
berseru; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah datang.” Dan
tidaklah beliau tiba melainkan aku telah membaca (menghafal) “Sabbihismaa
Robbikal a’laa, ” yang termasuk dalam surat-surah Al Mufashshal
(surat-surat pendek).”(HR. Bukhari)
Maka hal ini sangat
relevan dengan peristiwa ayat Al-Qur’an yang turun di Mekah selanjutnya dibawa
oleh kaum muhajirin untuk mengajarkannya ke kaum Anshar.
Ayat Madaniyah Yang Dibawa Ke Mekah
Para ulama memberikan
contoh untuk ayat madaniyah yang di bawa ke Mekah adalah awal surat al bara’ah (at-Taubah),
dimana Rasulullah memerintahkan Abu Bakar untuk berhaji di tahun ke sembilah hijrah,
maka ketika turun awal surat At-Taubah, Rasulullah memerintahkan Ali Bin Abi
Thalib untuk membawa dan menyampaikannya kepada Abu Bakar agar disampaikan
kepada orang-orang musrik, Maka Abu
Bakar pun membacakan ayat tersebut dan
menegaskan pesan di dalamnya agar kaum musyrikin tidak boleh berhaji lagi setelah tahun ini.
بَرَاءَةٌ
مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى الَّذِينَ عَاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (1)
فَسِيحُوا فِي الْأَرْضِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ غَيْرُ
مُعْجِزِي اللَّهِ وَأَنَّ اللَّهَ مُخْزِي الْكَافِرِينَ (2) وَأَذَانٌ مِنَ
اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ
بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ فَإِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
وَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِي اللَّهِ وَبَشِّرِ
الَّذِينَ كَفَرُوا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (3) إِلَّا الَّذِينَ عَاهَدْتُمْ مِنَ
الْمُشْرِكِينَ ثُمَّ لَمْ يَنْقُصُوكُمْ شَيْئًا وَلَمْ يُظَاهِرُوا عَلَيْكُمْ
أَحَدًا فَأَتِمُّوا إِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ إِلَى مُدَّتِهِمْ إِنَّ اللَّهَ
يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ (4) فَإِذَا انْسَلَخَ الْأَشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا
الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَخُذُوهُمْ وَاحْصُرُوهُمْ وَاقْعُدُوا
لَهُمْ كُلَّ مَرْصَدٍ فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ
فَخَلُّوا سَبِيلَهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (5)
(Inilah
pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya kepada orang-orang
musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka). Maka
berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di bumi selama empat bulan dan ketahuilah
bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan
orang-orang kafir. Dan satu maklumat (pemberitahuan) dari Allah dan Rasul-Nya
kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan
Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Kemudian jika kamu (kaum
musyrikin) bertobat, maka itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka
ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan berilah kabar gembira
kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih, kecuali
orang-orang musyrik yang telah mengadakan perjanjian dengan kamu dan mereka
sedikit pun tidak mengurangi (isi perjanjian) dan tidak (pula) mereka membantu
seorang pun yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya
sampai batas waktunya. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. Apabila
telah habis bulan-bulan haram, maka perangilah orang-orang musyrik di mana saja
kamu temui, tangkaplah dan kepunglah mereka, dan awasilah di tempat
pengintaian. Jika mereka bertobat dan melaksanakan shalat serta menunaikan
zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang.
Reverensi
1.
Mabahis fil ‘ulumul Qur’an li syaikh mana’il
qathan
2.
At-Tibyan fi ‘ulumul Qur’an li Syaikh Ali
Ash-Shobuni
3.
Dan lain-lain