*MENYELAMI
AYAT-AYAT MAKIAH DAN MADANIYAH (3)*

Oleh :
Misbahudin

 

*Ayat Makiyah Dalam Surat Madaniyah*

 

Pembahasan ini tidak dimaksudkan bahwa adanya
ayat yang berbeda dalam surat tersebut menjadikan surat tersebut merubah secara
langsung menjadi ayat makiyah atau madaniyah, sebab di dalam ayat makiyah
terkadang  terdapat ayat-ayat madaniyah,
ataupun sebaliknya, terkadang dalam surat-surat madaniyah di dalamnya ada ayat
makiyah yang “nyelip” di dalamnya. Maka penamaan surat makiyah atau madaniyah
adalah dilihat dari perfektif ayat yang paling banyak dalam surat tersebut,
apakah lebih banyak ayat makiyah atau madaniyah.

 

Maka lahirlah sebuah istilah dalam ilmu
makiyah dan madaniyah, surat ini adalah makiyah kecuali  ayat ini, karena ayat ini adalah ayat
madaniyah. Dan sebaliknya, surat ini adalah surat madaniyah kecuali ayat
ini,  karena ayat ini adalah ayat
makiyah. Demikianlah kita mendapati hal tersebut dalam  mushaf-muashaf Al-Qur’an.

 

Sebagai contohnya adalah  ayat 
makiyah dalam surat madaniyah dalam surat Al-Anfal. Sebagian ulama
mengecualikan  ayat 30 dari surat
tersebut adalah ayat yang turun di mekah.

 

وَاِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ
اَوْ يَقْتُلُوْكَ اَوْ يُخْرِجُوْكَۗ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ اللّٰهُ
ۗوَاللّٰهُ خَيْرُ الْمَاكِرِيْنَ

 

“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir
(Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan
memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan
Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya”.
(QS. Al-Anfal : 30)

 

 

Al-Muqatil berkata, “Ayat ini adalah  makiyah, karena pada kenyataannya adalah
seperti itu, karena di dalamnya 
terkandung penjelasan tentang perbuatan-perbuatan orang musrik di Darun
Nadwah ketika mereka berkonspirasi membuat sebuah makar kepada Rasulullah  sebelum beliau hijrah ke Madinah”.

 

Demikian juga ayat 64 dalam surat Al-Anfal.
Sebagian ‘Ulama mengecualikan ayat tersebut, karena turun di Mekah.

 

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللّٰهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ
مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ

 

“Wahai Nabi (Muhammad)! Cukuplah Allah
(menjadi pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu”.
(QS.
Al-Anfal : 64)

 

Berdasarkan  hadits apa yang dikeluarkan oleh Al-
Bazar  dari Ibnu ‘Abbas, sesungguhnya
ayat ini turun  Ketika Umar Bin Khattab
Masuk Islam.

 

Ayat
Madaniyah Dalam Surat Makiyah

 

Diantara
contoh ayat madaniyah dalam surat makiyah adalah  dalam surat Al-An’am. Ibnu Abbas berkata,
surat ini turun di mekah secara sekaligus, kecuali tiga ayat  yang turun di Madinah yaitu ayat 151-153.

 

قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ
اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ وَلَا
تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْ
ۚوَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ وَلَا
تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ ذٰلِكُمْ
وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
 

 

“Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan
apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun,
berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin.
Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu
mendekati perbuatan yang keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi,
janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang
benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti”.

 

وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ
هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚوَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ
بِالْقِسْطِۚ  لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا
اِلَّا وُسْعَهَاۚ وَاِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۚ
وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَۙ

 

“Dan janganlah kamu mendekati harta anak
yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia)
dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak
membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara,
bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah.
Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.”

 

وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ
ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ
وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
 

 

“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus.
Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu
agar kamu bertakwa”

 

Selanjutnya,
Surat Al-Haj adalah surat makiyah, kecuali tiga ayat  yang turun di Madinah dari awal ayat 19.

هٰذَانِ خَصْمٰنِ اخْتَصَمُوْا فِيْ رَبِّهِمْ  فَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا قُطِّعَتْ لَهُمْ
ثِيَابٌ مِّنْ نَّارٍۗ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوْسِهِمُ الْحَمِيْمُ
ۚ

 

“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan
kafir) yang bertengkar, mereka bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka bagi
orang kafir akan dibuatkan pakaian-pakaian dari api (neraka) untuk mereka. Ke
atas kepala mereka akan disiramkan air yang mendidih”.

 

يُصْهَرُ بِهٖ مَا فِيْ بُطُوْنِهِمْ وَالْجُلُوْدُ ۗ وَلَهُمْ مَّقَامِعُ
مِنْ حَدِيْدٍ
 

 

“Dengan (air mendidih) itu akan
dihancurluluhkan apa yang ada dalam perut dan kulit mereka,
Dan (azab) untuk mereka cambuk-cambuk dari besi”

 

Ayat
Yang  Turun Di Mekah, Secara Hukum
Madaniyah

 

Dalam contoh
ayat yang turun di Mekah tetapi sceara hukum adalah ayat madaniyah, ‘Ulama
memberikan contoh dalam surat Al-Hujurat ayat 13.

 

 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ
وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ
اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

 

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti”.

 

Ayat
tersebut adalah turun di Mekah ketika hari penaklukan kota Mekah, tetapi secara
teori ilmu makiyah dan madaniyah. Ayat  ini termasuk ayat madaniyah karena turun
setelah Rasulullah hijrah walaupun turun di Mekah. Dalam segi gaya bahasa
seruan, ayat tersebut ditujukan kepada seluruh manusia secara umum,  untuk contoh ini para ‘ulama tidak menamakan
secara pasti  ayat makiyah atau ayat
madaniyah, tetapi memakai sebuah istilah yang spesifik yaitu ayat yang turun di
Mekah, tetapi secara hukum Madaniyah.

 

Ayat Yang
Turun di Madinah, Secara Hukum Makiyah

 

Mereka para
‘ulama yang memperdalam  ilmu makiyah dan
madaniyah memberikan contoh mengenai ayat yang turun di Madinah tetapi secara
hukum  Makiyah adalah surat
Al-Mumtahanah, karena sesungguhnya surat ini turun di Madinah dalam  perfektif tempat di turunkanya,  tetapi dari segi khitab  gaya bahasa seruan yang terkandung di
dalamnya, ditujukan  kepada kaum
musyrikin  ahli mekah, seperti  permulaan surat Al-Bara’ah (at-taubah), dari
sudut pandang tempat di turunkan di Madinah 
tetapi secara khitab  seruan
ditujukan untuk  ahli Mekah.

 

بَرَاۤءَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى الَّذِيْنَ
عَاهَدْتُّمْ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَۗ

 

“(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari
Allah dan Rasul-Nya kepada orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan
perjanjian (dengan mereka)”.
(QS.
At-Taubah :1)

 

 

Reverensi

1.     
Mabahis fil ‘ulumul Qur’an li syaikh mana’il
qathan

2.     
At-Tibyan fi ‘ulumul Qur’an li Syaikh Ali
Ash-Shobuni

3.     
Dan lain-lain

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *