*BEBERAPA
AYAT YANG TURUN MENGENAI SATU ORANG*
Oleh :
Misbahudin
Terkadang salah seorang sahabat mengalami
sebuah kajadian dan peristiwa yang cukup banyak dalam kehidupan bersama Rasulullah.
Uniknya, Ternyata Al-Qur’an pun turun berkali-kali membicarakan sahabat yang
sama tersebut dalam beberapa ayat Al-Qur’an.
Contohnya adalah sebagaimana hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitabnya
_“Adabul Mufrad”_, terkait masalah kebaikan kepada kedua orang tua “birul
walidain”. Dari Abi Waqas semoga Allah meridhainya, dia berkata, _empat ayat
Al-Qur’an sungguh telah turun karena sebab diriku.
*Pertama*, terkait ibuku tercinta, sungguh ia
telah bertekad bulat tidak mau makan dam minum sehingga aku meninggalkan
Rasulullah. Maka turunlah surat luqman
ayat 15
وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ
لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا
ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ
فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
_“Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang
itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya
kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan”_.
*Kedua*, suatu
Ketika, disudut hari, aku mengambil sebuah pedang dari rampasan perang, pedang
itu sungguh memukau hatiku, sehingga aku tertarik untuk memilikinya. sehingga
aku pun berkata kepada Rasulullah, _”Wahai paduka tuan, berikanlah pedang
indah ini kepadaku!”_. Maka turunlah ayat
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَنْفَالِۗ قُلِ الْاَنْفَالُ
لِلّٰهِ وَالرَّسُوْلِۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَصْلِحُوْا ذَاتَ بَيْنِكُمْ
ۖوَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗٓ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad)
tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah, “Harta rampasan perang
itu milik Allah dan Rasul (menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya), maka
bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu, dan
taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS.
Al-Anfal:1)
Ketiga, Ketika aku dirundung sakit yang parah, maka
Rasulullah menjenguku, dan aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk bertanya
tentang suatu hal yang penting, yaitu tentang wasiat hartaku, “Wahai
Rasulullah boleh aku mewasiatkan separuh dari hartaku?, Maka Rasulullah
menjawab,”tidakk!”. Maka aku bertanya Kembali,”jika sepertiga?”, maka
Rasulullah diam membisu, Maka wasiat dengan sepertiga itu diperbolehkan.
كُتِبَ عَلَيْكُمْ اِذَا حَضَرَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ اِنْ
تَرَكَ خَيْرًا ۖ ۨالْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْاَقْرَبِيْنَ
بِالْمَعْرُوْفِۚ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِيْنَ ۗ
“Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak
menjemput seseorang di antara kamu, jika dia meninggalkan harta, berwasiat
untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara yang baik, (sebagai)
kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Baqarah :180).
Keempat, sesungguhnya
aku pernah minum khamar bersama segolongan kaum anshar. Maka salah seorang
pemuda dari mereka memukul hidung ku dengan tulang rahang unta, Maka aku
mendatangi Rasulullah untuk mengadukan hal tersebut, Maka turunlah firman Allah
yang mengharamkan tentang khamar.
Mana’ Al-Qathan mengangkat sebuah contoh lain
tentang pembahasan ini, yaitu kesesuain
sikap dan keputusan Umar Bin Khattab
dengan wahyu, dalam hal ini
sungguh telah turun beberapa ayat tentangnya. Ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan Umar
Bin Khattab yaitu :
قُلْ لِلَّذِينَ آمَنُوا يَغْفِرُوا لِلَّذِينَ لَا
يَرْجُونَ أَيَّامَ اللَّهِ لِيَجْزِيَ قَوْمًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman
hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah karena
Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al-Jasiyah
(45) Ayat 14).
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ
فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah
kamu dikembalikan”.
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ أَسَآءَ
فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu
adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka
itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Jasyiah : 15).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا لَا تَرْفَعُوْٓا اَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا
تَجْهَرُوْا لَهٗ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ اَنْ تَحْبَطَ
اَعْمَالُكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تَشْعُرُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya
dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang
lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari”
(QS. Al-hujurat :2).
Mabahis fil ‘ulumul Qur’an li syaikh mana’il
qathan
1.
At-Tibyan fi ‘ulumul Qur’an li Syaikh Ali
Ash-Shobuni
2.
Dan lain-lain