*RISALAH CINTA*

_(Edisi
Kajian Kitab Risalah Min Al-Qalbi- Korp Mubaligh Pusdiklat-1)_

 

 

Dalam buku kecilnya “Risalah Min Al-Qalbi”,  Syekh Wahid Ibnu Abdi Salam Bali memulai
bukunya dengan memberikan sebuah stimulus dengan sebuah diksi pertanyaan yang
retoris untuk mencoba mengajak pembaca untuk melanglang buana melakukan renungan
hati yang dalam  dan menceburkan jiwa dan
pikiran dalam ruang tafakur yang tiada 
bertepi.

 

_“Ini adalah sebuah renungan hati untuk mu. Aku
yang senantiasa menginginkan sebuah kebahagiaan hati untuk mu, Sebuah risalah
hati untuk mu yang sedang mencari hakikat kehidupan, Siapakah dirimu?, untuk
apa engkau terlahir di dunia ini? Dan apa yang akan terjadi setelah kematian
itu datang?, bagaimanah agar dirimu mendapatkan kebahagiaan di dalam kubur?,
bagaimana agar dirimu mendapatkan kenikmatan surga?, dan bagaimanakah  jalan yang akan mengantarkan mu kedalam surga
keabadian di surga?”_.

 

*Siapakah kamu?*

 

Kamu adalah manusia  yang Allah muliakan dengan diberikan akal
fikiran yang  dengannya kamu bisa
membedakan mana baik dan mana yang buruk.  Kamu adalah manusia yang Allah berikan
keutamaan di atas mahluk Allah yang lain.

 

وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ
ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

 

_“Dialah yang menjadikan kalian memiliki
pendengaran, penglihatan, dan hati, supaya kalian bersyukur”_ [an-Nahl/16:78]


لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

 

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya”,
(QS. At-Tien :4)

 

kamu adalah mahluk yang Allah muliakan  dengan diutusnya para nabi dan rasul untukmu,
Mereka yang akan menuntunmu kepada jalan kebenaran dan jalan keselamatan.  Kamu adalah mahluk yang Allah muliakan dan memgangkat
kedudukanmu di alam semesta, semua mahluk tunduk patuh kepadamu, seperti
hewan-hewan, burung, tumbuhan, lautan, ikan-ikan dan lain-lainnya

 

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى
الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى
كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا

 

_”Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak
cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka
rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang
Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”_ (QS. Al-Isra : 70)

 

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى
الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا
وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ
اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

 

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata,
“Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di
sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(QS.
Al-Baqarah :30)

 

وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ
لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى
الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُوْنَ

 

_“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu),
agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu)
kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu
berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu
bersyukur.” _.
(QS. Anahl: 14)

 

*Untuk Apa Engkau Diciptakan*

 

Kamu terlahir ke dunia ini, tentu bukanlah  sebuah phenomena ketidak sengajaan, apalagi sebagai
sebuah lelucon kehidupan, kamu diciptakan dengan tujuan yang mulia,  engkau diberikan kesempatan terlahir kedunia
ini adalah untuk beribadah dan ta’at kepadanya.

 

فَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ
اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ

 

_“Maka apakah kamu mengira, bahwa
sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada Kami?”_ (Q.S Al Mu’minun: 115).

 

اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًىۗ

 

_“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan
dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?_” (Q.S Al Qiyamah: 36).

 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

 

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
” (QS. Adz Dzariyat: 56)

 

Kamu tidak mungkin mengetahui tujuan
hidup  kecuali dengan petunjuk dan cahaya
kebenaran yang dibawa oleh Nabi dan Rasul-Nya, 
karena dengan petunjuk mereka, kamu akan benar-benar tahu apa yang Allah
sukai, ridhai  dan apa yang Allah benci.
Apa yang Allah sukai maka ikutilah dan apa yang Allah benci maka jauhilah
sekuat kamu bisa.

 

اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ
الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ
الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ
اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

 

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman;
Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan
orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan
mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya”.
(QS. Al-Baqarah ayat 257)

 

 

Allah menciptakan adam dan akar ketauhidan
pun tertancap kuat dalam jiwa manusia sehingga beberapa generasi setelahnya, Kemudian
mulailah manusia tersesatkan oleh perangkap-perangkap setan  dengan membisikan suatu ide pemikiran yang sesat
yang akan melemparkan mereka ke dalam kubagan lumbur kesyirikan.

 

 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَا
نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ
مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ
مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ
.

 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia
berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,‘Apa
saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku
perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa
yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya
dan menyelisihi Nabi-nabi mereka’.” [Diriwayatkan oleh al-Bukhâri dan Muslim]

 

Akar tauhid tercabut dari hati mereka, mereka
mulai mengikuti bisikan-bisikan setan dengan membuat patung-patung orang shaleh
untuk dijadikan  sebuah monument yang akan
menginspirasi mereka agar bisa menjadi pribadi yang shaleh seperti orang-orang shaleh
terdahulu. Tetapi seiring berjalannya waktu, anak cucu mereka terlahir ke muka
bumi, mereka tumbuh dan berkembang dan menjadikan patung-patung sebagai
berhala-hala yang mereka anggap dapat memberikan manfaat dan madharat.


وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ
وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا

“Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq dan
nasr”
 (QS.
Nuh: 23)
.

 

Ibnu Abbas radhiallahu’anhu menafsirkan
ayat ini:

 

أسماء رجال صالحين من قوم نوح، فلما هلكوا أوحى الشيطان إلى
قومهم أن انصبوا إلى مجالسهم التي كانوا يجلسون أنصاباً وسموها بأسمائهم ففعلوا،
فلم تعبد، حتى إذا هلك أولئك وتنسخ العلم عبدت

 

“Ini adalah nama-nama orang shalih di zaman
Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kaumnya untuk membangun tugu
di tempat mereka biasa bermajelis, lalu diberi nama dengan nama-nama mereka.
Dan itu dilakukan. Ketika itu tidak disembah. Namun ketika generasi tersebut
wafat, lalu ilmu hilang, maka lalu disembah” (HR. Bukhari no. 4920).





Maka, Allah pun mengutus  kepada mereka para Nabi dan Rasul  untuk memberikan sebuah pencerahan dan petunjuk
agar umat manusia Kembali kepada cahaya keimanan dan petunjuk kebenaran yang
hakiki. Sedikit sekali diantara mereka yang beriman dan banyak sekali diantara
mereka yang menolak kebenaran walaupun diberikan bukti-bukti kebenaran yang
nyata dan jelas, sejelas mentari siang hari.


وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ
اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ
مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ
كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

 

_”Dan sungguhnya Kami telah mengutus
rasul 
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah
Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada
orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka
bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul).”
 (Surat an Nahl ayat 36).

 

Maka umat pertama yang Allah binasakan adalah
kaum Nuh, Allah mengazab mereka dengan banjir besar karena keingkaran mereka kepada
ajaran Nabi Nuh. Begitulah ritme kehidupan yang Allah buat. Setiap ada
ketergelinciran manusia kedalam kesyirikan, Maka Allah akan mengutus Nabi dan
Rasulnya  agar umat manusia Kembali kepada
frekuensi keimanan yang benar.  

 

Allah membekali para utusannya dengan
mukjizat-mukjizat agar mnegutakan kedudukan mereka di tengah-tengah umat
manusia, dan  sebagai salah satu cara
agar manusia pada saat itu terperangah dan terbukalah hati pikirannya untuk  merenungi dan mengimani ajaran yang dibawa
oleh Nabi dan Rasul.

 

By : Misbahudin

#Tulisan ini adalah merupakan permentasi dari
hasil kajian bareng Mubaligh Pusdiklat Dewan Dakwah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *